Saturday 27 December 2025 - 01:09
Menjaga Pemerintahan Islam, Tanggung Jawab Berat Ulama Syiah dan Sunni

Hawzah/ Maulawi Abdurrahman Arifi, menyinggung tanggung jawab khusus para ulama dalam menjaga Revolusi Islam, menyatakan bahwa ulama harus mencegah pengaruh musuh dengan cara menyampaikan pemahaman ajaran agama secara benar, memperkuat persatuan, dan memberikan pencerahan sosial.

Berita Hawzah – Maulawi Abdurrahman Arifi, perwakilan rakyat Sistan dan Baluchestan di Majelis Khobregon Rahbari, pada Kamis sore berkumpul dengan para pengajar di sekolah-sekolah hawzah Syiah provinsi ini di Madrasah Imam Shadiq (as), menekankan keagungan nikmat sistem Islam.

Ia menyatakan bahwa nikmat Islam dan pemerintahan Islam, yang dianugerahkan Allah SWT kepada rakyat Iran, khususnya kepada ulama dan orang-orang berilmu Syiah dan Sunni, adalah nikmat yang sangat besar dan tak ternilai, dan sekecil apa pun rasa syukur tetap tidak cukup. Semua rakyat harus bersyukur atas nikmat ini, namun ulama memiliki tanggung jawab lebih besar untuk bersyukur, mendoakan, dan meminta kebaikan bagi Pemimpin Tertinggi Revolusi.

Maulawi Arifi menekankan bahwa makna sejati pemerintahan Islam adalah menjaga martabat kemanusiaan, martabat ulama, martabat agama, dan meningkatkan posisi hawzah-hawzah ilmiyah, posisi yang setelah masa Revolusi Islam telah meningkat berkali-kali lipat dibandingkan masa sebelum revolusi. Ia menambahkan bahwa mereka yang mengenang era sebelum revolusi mengetahui bahwa ulama dan kaum rohani tidak memiliki kehormatan, penghargaan, dan posisi seperti sekarang.

Ia menambahkan bahwa ulama adalah wakil Rasulullah (saww) dan pewaris para nabi, dengan tugas menjelaskan agama, Al-Qur’an, dan ajaran Islam dengan benar kepada masyarakat. Jika masyarakat dibiarkan tanpa bimbingan, musuh dan setan akan memanfaatkan mereka. Ulama harus menjelaskan bahwa pemerintahan ini adalah pemerintahan Islam, dan Islam adalah pelindung nyawa, harta, kehormatan, dan harga diri rakyat.

Maulawi Arifi juga menyoroti propaganda musuh terhadap Islam dan pemerintahan Islam, dengan menegaskan bahwa musuh mencoba menggambarkan Islam sebagai penghambat kemajuan, padahal Islam menuntun manusia pada kemajuan, kehormatan, dan bahkan surga. Islam menyelamatkan wanita dari penghinaan dan komodifikasi, dan hingga kini tetap membela martabat dan kehormatan wanita, berbeda dengan yang dipromosikan beberapa masyarakat Barat atas nama kebebasan wanita.

Beliau menekankan pentingnya persatuan dunia Islam, dengan menyoroti bahwa Yahudi dan Nasrani bersatu menghadapi Islam meski memiliki perbedaan yang mendalam. Sementara umat Islam, dengan Tuhan, Al-Qur’an, dan Nabi yang sama, mengapa tidak bersatu?. Kemenangan kita dalam islam tercapai melalui persatuan, keamanan, ilmu, dan kesadaran.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha